KRITIK UNTUK DUNIA PESANTREN
Jangan salah faham. Ini bukan faham yang salah. Ane sendiri lama mondok. Mantan santri. Sebelum mambu seprapat wali tentunya. Bedakan dengan wali mambu. Kritik pesantren, dari sisi apanya?
Sebagai pemanasan, jauh hari ane petakan para pencari tuhan yang bergairah dalam belajar agama setidaknya tiga karakter. Hanya simplifikasi. Pemetaan umum. Tiga pembelajar yang sering kali beda alam. Perbedaan alam pikir yang perlu hati hati.
1. Santri utun non cekolah.
2. Cekolah utun non santri yang bergairah dalam agama.
3. Santri untun plus mambu cekolah.
Untuk no dua dan tiga tentu sudah banyak diurai dalam berbagai varian prodak pikirnya. Sesekali nyentuh no pertama.
Apa si sisi minus pesantren? Mungkin bahasan yang tabu. Padahal umum diketahui, karena kesempitan dalam makna kitab dengan konteks kekinian, tak jarang buat ontran ontran yang tidak perlu. Batas tempurung frame pikir tak keluar dari sekat kitab. Dikotomi benar salah ya narasi kitab. Ini riel. Dan sebenarnya banyak. Apa lagi jika kitabnya kurang banyak. Minimal hal yang paling sering terjadi, ia memoles eksistensi dirinya di masyarakat atas nama kitab, dengan perbedaan dan tampil beda. Satu kasus simpel biar mudah dicerna tentang asnaf pembagian zakat kemaren lah. Itu bisa lho, karena beda pendapat terus sanggup buat jamaah kelompok ngaji sendiri. Sebenarnya bukan masalah perbedaan, tapi hanya pemanfaatan momen untuk munculkan eksistensinya saja.
Pertanyaanya, lalu apa hubungannya kondisi diatas dengan frame keutunan santri? Sekilas tidak nyambung. Tapi sebenarnya akut. Kalau sudah terbiasa dengan pola pikir luar, wawasan beda, analisa kekinian tersampaikan, tentu perbedaan kayak diatas kan gak penting amat si. Tinggal setuju ambil, kagak ya tendang. Itu baru satu kasus. Dan banyak lagi diluar sana. Imam terong sendiri pernah ditantang gelut santri hanya karena bahas baca quran langgam nusantara. What?? Gak penting amat.
Mungkin sekarang sudah terminimalir. Tahun 90-an masih banyak tokoh agama yang anti cekolah. Ia bilang cekolah itu warisan belanda( bedakan dengan warisan jhanda). Hhh. Dan sudah barang tentu, anasir anasir kekolotan pemikiran diatas masih banyak bergayut dibanyak benak santri dengan segala bentuk pikirnya.
Pasti ada yang bantah. Bukankan justru kyai kyai hebat moncer belakangan tidak cekolah? Ane jawab: itu sangat jarang. Dan ane pastikan, justru karena ia apdet bergelut intelektual berteman dan bersama anak anak cekolah. Kalaupun ia jauh dari dunia kampus, coba bedakan dengan yang sama sama utun, tapi dekat kampus. Gus Bahak? Yah, justru itu. Beliau sudah biasa duduk dengan profesor. Ente bimbingan ketemu profesor aja sering ditolak to? Itupun belum profesor lagi. Hhh
Shollu alan nabi:
🙈🌹🍆
صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وعلى آله وأزواجه.
Shallallahu 'Ala Sayyidina Muhammad wa 'alaa aalihi wa azwaaji.
0 comments:
Posting Komentar